Kamis, 10 Februari 2011

MIOPI DAN HIPERMETROPI (sebuah artikel)

MIOPI DAN HIPERMETROPI


Miopi adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung). Sebaliknya Hipermetropi yaitu seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat dari mata.

Di era yang begitu modern saat ini nampaknya penyakit ini masih sangat banyak kita jumpai di kalangan masyarakat Indonesia. Tidak peduli status sosialnya baik itu kaya maupun miskin. Tapi yang paling menghawatirkan jika penyakit ini di derita oleh para pejabat di Negeri ini. Yang akibatnya nanti bisa berakibat kepada rakyat di bawahnya.

Penyakit yang diderita olah para pejabat kita tentulah sangat berbeda dengan penyakit biasanya. Mereka terkena miopi atau hipermetropi bukan karena terlalu banyak membaca atau sekedar menonton televisi. Hal ini karena waktu mereka telah habis untuk hanya sekedar berdebat yang katanya memperjuangkan aspirasi rakyat. Tapi entahlah dalam hatinya..entah apa yang diinginkannya,, mereka terkena miopi atau hipermetropi juga bukan karena sibuk melihat-lihat penderitaan rakyat. Hal ini karena duduk di kursi yang empuk menjadi wakil rakyat itu rupanya sudah menyebabkan jaringan syaraf otaknya terganggu sehingga mereka terkena penyakit Insomnia. Mereka tidak lagi mau memikirkan nasib orang-orang di bawahnya.
Mereka terkena penyakit miopi karena mereka tidak mampu melihat nasib dan penderitaan rakyat, mereka hanya mampu memikirkan keadaan orang-orang di sekitarnya, mereka hanya mampu mensejahterakan karib kerabat yang dekat dengannya. Mereka tidak sadar kalau di pundaknya tergantung beban yang begitu besar. Mereka sibuk memperkaya diri sendiri. Sibuk berdebat yang katanya memperjuangakan kepentingan rakyat. Sibuk jalan-jalan ke luar negeri. Dan masih banyak lagi kesibukan lainnya yang membuat penyakitnya semakin parah.

Nah kalau lah penyakit ini semakin menyebar ke seluruh pemangku kepentingan di Negeri ini, sudah dapat dipastikan rakyatlah yang akan semakin susah dan sengsara. Sungguh aneh memang para pejabat yang terkena penyakit tapi malah rakyat yang menanggung imbasnya. Memang itulah Negeri ini banyak sekali yang tidak bisa kita pahami walaupun dengan akal sehat sekalipun.

Semoga saja penyakit ini tidak mewabah apalagi menjadi endemik di Negeri. Kita semua bersama-sama memberikan obat yang manjur kepada para pemangku kepentingan agar nantinya kita sebagi rayat jelata tidak terkena imbasnya. Amin...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar