Materi atau bahan pelajaran biologi pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip dan teori. Berikut ini akan dibicarkan satu persatu. Dalam pembelajaran biologi, anak didik harus diperkenalkan kepada alam nyata atau dimulai dari kehidupannya. Jangan memulai materi dari hal yang abstrak atau yang sulit ditemukan contohnya dalam kehidupan nyata. Variasikan materi antara fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Materi pembelajaran harus dirancang menarik dan mudah dipahami anak didik atau dikomunikasikan dengan bahasa yang sederhana.
Pengalaman belajar maksudnya aktivitas yang harus dilalui atau dialami anak didik satuan pembelajaran tertentu. Misalnya untuk membahas suatu topik tertentu pengalaman belajar apa yang harus dilalui anak didik atau kegiatan apa yang harus dilakukan anak didik. Misalnya untuk memahami perilaku hewan vertebrata, anak dituntut mengamatinya di kebun binatang atau dilingkungan tempat tinggalnya. Demikian juga untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam berbagai bahan makanan anak dituntut melakukan praktikum di laboratorium. Jangan mengajarkan biologi dengan berceramah saja, lengkapilah dengan pendekatan dan metode yang lain atau variasikanlah sesuai dengan kondisi materi, kondisi anak didik dan kondisi waktu.
Materi yang disajikan dan pengalaman anak didik yang dirancang guru akan dapat menciptkan persepsi dan image terhadap anak didik terhadap bidang ilmu itu. Misalnya, selama ini materi biologi cenderung disajikan dalam bentuk istilah-istilah Latin, klasifikasi, anatomi, morfologi yang harus dihafalkan anak. Hal ini telah membangun persepsi dan image anak didik terhadap biologi, yaitu bahwa biologi merupakan ilmu yang menekankan kepada hafalan. Padahal bukanlah demikian, sesungguhnya biologi merupakan ilmu yang memerlukan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi atau berpikir tingkat tinggi atau belajar bilogi harus menggunakan pertanyaan apa, kenapa dan bagaimana.
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan Anda dapat:
1) menjelaskan dengan sebuah contoh makna fakta,
2) menjelaskan dengan sebuah contoh makna konsep,
3) menjelaskan dengan sebuah contoh makna prinsip,
4) menjelaskan dengan sebuah contoh makna hukum,
5) menjelaskan dengan sebuah contoh makna teori,
6) menjelaskan dengan sebuah contoh makna pengalaman belajar,
7) membuktikan dengan sebuah contoh bahwa pengalaman belajar itu sangat penting untuk mengembangkan kompetensi anak didik,
8) menjelaskan dengan sebuah contoh makna learning how to learn,
9) menjelaskan dengan sebuah contoh makna orientasi pembelajaran dari teacher center ke arah student center,
10) membuktikan dengan sebuah contoh bahwa pengalaman belajar untuk teacher center berbeda student center.
1. Fakta, Konsep, Prinsip, Hukum dan Teori
1.1 Fakta
Fakta merupakan hal (keadaan, fenomena dan peristiwa) berupa kenyataan atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta sangat banyak ditemukan di alam ini sebagai objek pengkajian sains. Namun, tidak semua fakta dapat diungkapkan melalui metode ilmiah. Misalnya peristiwa anak-anak sekolah kesurupan atau dikenal dengan kemasukan makhluk halus adalah fakta, tapi tidak bisa diungkap dengan metode ilmiah.
1.2 Konsep
Konsep mempunyai definisi yang bervariasi di dalam literatur psikologi dan pendidikan. Beberapa definisi menekankan pada sifat-sifat umum dari objek dan peristiwa untuk mengenalnya. Untuk penamaan konsep digunakan sebuah kata. Konsep dapat terjadi pada tingkat yang berbeda dari keadaan yang umum ke keadaan yang lebih khusus. Konsep dapat diwakili atau digambarkan dengan hubungan yang hirarki (Sayibo, 1995). Konsep dapat didefinisikan sebagai organisasi mental dan kategori-kategori pemikiran atau gagasan. Sebagai kategori, konsep memiliki kategori-kategori yang mencakup benda (objecs), peristiwa (events), orang (people), ide-ide (ideas), dan simbol-simbol (symbols) (Van Cleaf, 1991 dalam Setyosari, 1998). Sebuah konsep tidaklah sama dengan sebuah kata. Kata merupakan simbul dari sebuah konsep atau cara mengekspresikan konsep. Konsep pada hakikatnya adalah suatu ide atau suatu pemahaman terhadap sesuatu atau generalisasi (Kolesnik, 1976). Pembelajaran berbasis konsep dapat dilakukan melalui analisis konsep.
1.3 Prinsip atau azas
Prinsip atau azas dalam sains dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang bersifat mendasar dan berlaku umum. Pinsip atau azas inilah yang sebenarnya melandasi kebenaran suatu hukum. Misalnya azas kesetimbangan dinamik atau azas aksi reaksi yang melandasai berbagai macam hukum dalam sains, terutama hukum yang mengungkapkan adanya hubungan sebab akibat, misalnya hukum Boyle, hukum Archimedes dan sebaginya. Contoh azas-azas yang lain dalam sains adalah azas kekekalan energi dan azas komplementer.
1.4 Hukum
Hukum pada hakekatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat. Contohnya dalam hukum ekonomi, hukum permintaan dan penawaran. Dalam hukum ini terlihat hubungan sebab akibat antara permintaan, penawaran dan pembentukan harga. Dalam sains dikenal Hukum Boyle, Hukum Kesetimbangan, Hukum Archimedes, Hukum Mendel.
1.5 Teori
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Misalnya dalam bidang ilmu ekonomi dikenal teori ekonomi makro dan mikro, dalam bidang fisika dikenal teori mekanika Newton dan teori relativitas Einstein. Dalam biologi dikenal teori sel, teori evolusi. Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Dalam teori ilmu ekonomi mikro misalnya dikenal hukum permintaan dan penawaran.
2. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar maksudnya semua proses, peristiwa dan aktivitas yang dialami anak didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Anak didik yang dibimbing oleh guru yang berbeda akan mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda pula. Pengalam belajar anak didik akan kaya bila dibimbing oleh banyak guru, berbagai pendekatan, berbagai metode, berbagai model, berbagai media pembelajaran, berbagai sumber belajar dan berbagai kondisi belajar.
Makin aktif anak didik mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, melalui berinteraksi dengan guru, teman sejawat, bahan pelajaran, media pelajaran, dan lingkungan maka semakin kaya dan semakin bermakna pengalaman belajar mereka. Guru bersama-sama dengan anak didik dituntut dapat mengembangkan kompetensi anak didik secara optimal melalui pengalaman belajar tersebut. Oleh karena itu, guru harus menciptakan peluang berbagai pengalam belajar yang dapat dilalui anak didik. Tidak seperti yang terjadi pada masa lalu, anak didik miskin dengan pengalaman belajar, yaitu secara pasif menerima pelajaran dari guru, seperti “mencerek dan mencawan.”
Pengalaman belajar anak didik harus bersifat real atau jangan bersifat abstrak. Artinya, dalam belajar anak didik harus berorientasi kepada kehidupan nyata atau kehidupan keseharian yang pernah dialami. Sering terjadi kebosanan anak didik dalam belajar karena contoh-contoh tidak ditemukan dalam kehidupan nyata atau sulit didapatkan. Jangan sampai anak didik hanya menerima ceramah saja dari guru tentang objek atau materi pelajaran yang seharusnya diperlihatkan
3. Dari Orientasi Mengajar ke Orientasi Belajar
Sejak dahulu belajar formal di sekolah semuanya bergantung kepada guru. Guru dipandang sebagai gudang ilmu dan sekaligus sebagai medium untuk menyebarkannya. Sekalipun buku-buku dan media lainnya mempunyai sumbangan yang sangat besar dalam menyimpan informasi atau ilmu pengetahuan, namun guru tetap dipandang sebagai saluran utama untuk menghubungkan ilmu pengetahuan tersebut dengan para anak didik. Kemanjuan dalam berbagai alat penyimpan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pencarian informasi berkembang sangat pesat sehingga menambah jumlah dan macam ilmu pengetahuan yang dapat langsung diperoleh oleh para anak didik melalui media. Akibatnya peranan guru sebagai sumber dan medium informasi bagai para anak didik mengalami perubahan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menuntut pula perkembangan teknologi pendidikan dan pembelajaran. Salah satu tujuan teknologi pembelajaran ialah mengurangi sebanyak mungkin atau mengefisienkan pekerjaan yang dilakukan guru dalam mengajar. Bila informasi atau ilmu pengetahuan dapat disampaikan kepada anak didik dengan menggunakan media lain selain guru, maka guru dapat mengembangkan kemampuannya menjadi lebih kreatif, inovatif dan produktif. Oleh karena itu dengan menggunakan teknologi pembelajaran kita dapat menempatkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing anak didik ke arah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Jadi guru bukan lagi sekedar menyebarkan ilmu pengetahuan, melainkan sebagai pembimbing supaya anak didik tahu dan terampil dalam mendapat ilmu pengetahuan (learning how to learn).
Sejalan dengan perkembangan teknologi pembelajaran, ada kecenderungan ke arah berkurangnya ketergantungan belajar terhadap guru, tetapi tadak akan menghilangan peran guru. Hal ini justru akan menambah peran guru dalam merencanakan kurikulum, bimbingan, dan penilaian terhadap para anak didik, dari segi peran guru sebagai penyaji ilmu pengetahuan memang diakui berkurang.
Jadi dapat dipahami bahwa dengan kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi mendorong perkembangan teknologi pembelajaran. Perkembangan teknologi pembelajaran membuat orientasi mengajar berubah ke arah belajar atau dengan istilah lain dari teacher center ke arah student center. Dahulu, guru satu-satunya dipandang sebagai sumber dan medium informasi, sekarang berubah ke arah guru hanya sebagaian dari sumber dan medium informasi. Dahulu, guru aktif mengajar, tetapi sekarang guru aktif membimbing dan mengembangkan kemampuan anak didik. Dahulu, anak didik aktif mendengarkan informasi dari guru (anak didik pasif), tetapi sekarang para anak didik aktif mendapatkan atau menggali ilmu pengetahuan secara langsung dari berbagai sumber dan media lain di samping guru.
Ringkasan
Jangan memulai materi dari hal yang abstrak atau yang sulit ditemukan contohnya dalam kehidupan nyata. Variasikan materi antara fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori dalam pembelajaran. Fakta merupakan hal (keadaan, fenomena dan peristiwa) berupa kenyataan atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta sangat banyak ditemukan di alam ini sebagai objek pengkajian sains. Konsep dapat didefinisikan sebagai organisasi mental dan kategori-kategori pemikiran atau gagasan. Sebagai kategori, konsep memiliki kategori-kategori yang mencakup benda (objecs), peristiwa (events), orang (people), ide-ide (ideas), dan simbol-simbol (symbols). Prinsip atau azas dalam sains dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang bersifat mendasar dan berlaku umum. Pinsip atau azas inilah yang sebenarnya melandasi kebenaran suatu hukum. Hukum pada hakekatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat. Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Pengalaman belajar maksudnya semua proses, peristiwa dan aktivitas yang dialami anak didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perkembangan teknologi pembelajaran membuat orientasi mengajar berubah ke arah belajar atau dengan istilah lain dari teacher center ke arah student center.
Perlatihan
Setelah mempelajarai pokok bahasan ini kerjakanlah latihan berikut:
1) Jelaskan dengan contoh makna fakta!
2) Jelaskan dengan contoh makna konsep!
3) Jelaskan dengan contoh makna prinsip!
4) Jelaskan dengan contoh makna hukum!
5) Jelaskan dengan contoh makna teori!
6) Jelaskan dengan contoh makna pengalaman belajar!
7) Buktikan dengan sebuah contoh bahwa pengalaman belajar itu sangat penting untuk mengembangkan kompetensi anak didik!
8) Jelaskan dengan contoh makna learning how to lear!,
9) Jelaskan dengan contoh makna orientasi pembelajaran dari teacher center ke arah student center!
10) Buktikan dengan sebuah contoh bahwa pengalaman belajar untuk teacher center berbeda student center!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar