Sabtu, 26 November 2011

BAB 4. PENDEKATAN DAN TEORI PEMBELAJARAN










 



Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru menentukan atau memilih pendekatan dan metode yang akan digunakan supaya tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan pendekatan dan metode  perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi yang akan dibahas. Sesungguhnya tidak pernah satu pendekatan dan satu metode dapat digunakan untuk membahas semua materi. Dengan kata lain, dalam pembelajaran penting digunakan berbagai pendekatan dan metode, atau gunakanlah pendekatan dan metode yang bervariasi, jangan menggunakan pendekatan dan metode yang menoton. Oleh karena itu, para  guru harus menguasi berbagai pendekatan dan metode pembelajaran. Sesungguhnya banyak jenis pendekatan dan metode dalam pembelajaran, namun pada pokok bahasan ini tidak semuanya yang dapat dibahas, karena berbagai keterbatasan. Bahasan diarahkan untuk pendekatan dan metode yang sering digunakan dalm pembelajaran di Indonesia.
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan Anda dapat:
1)      menjelaskan pengertian pendekatan pembelajaran,
2)      menjelaskan pengertian metode pembelajaran,
3)      menjelaskan hubungan antara pendekatan dan metode pembelajaran,
4)      menjelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode pembelajaran,
5)      menjelaskan pengertian macam-mcam pendekatan pembelajaran,
6)      menjelaskan pengertian mcam-macam metode pembelajaran,
7)      merancang model pembelajaran dengan menggunakan salah satu pendekatan,
8)      merancang model pembelajaran dengan menggunakan dua atau lebih pendekatan pembelajaran,
9)      merancang model pembelajaran yang merupakan kombinasi pendekatan dengan metode pembelajaran.

1.       Pengertian Pendekatan dan Metode
Pendekatan berbeda dengan metode dalam proses pembelajaran. Pendekatan (approach) lebih menekankan pada  strategi dalam perencanaan, sedangkan metode (method) lebih menekankann pada  teknik pelaksanaannya (Rustaman, dkk. 2003). Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofis, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi. Sementara, metode lebih bersifat prosedural atau proses yang teratur. Dapat juga dikatakan bahwa metode merupakan jabaran dari pendekatan (Nurgiyantoro, 1985; Susilo, 1997). Suatu pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran mungkin dapat digunakan beberapa metode. Misalnya kita membahas topik pencemaran lingkungan, salah satu pendekatan yang mungkin dapat digunakan adalah Science Technology and Society (STS) atau Sains Teknologi dan Masyarakat (STM). Dalam melaksanakan pendekatan ini dapat saja digunakan berbagai metode seperti ceramah, eksperimen, tanya jawab, diskusi dan sebagainya.
Tapi, memang sulit membedakan antara pendekatan dan metode, karena keduanya berbeda sangat tipis. Malahan sering pula orang atau penulis tidak membedakan antara keduanya, sehingga dalam penggunaannya sering dipertukarkan. Misalnya, pendekatan ikuiri sering juga disebut metode inkuiri, pendekatan problem solving sering pula disebut metode problem solving. Sesungguhnya tidak perlu diperdebatkan perbedaan kedua istilah ini, yang penting supaya tidak membingungkan silahkan Anda ikuti literatur yang Anda rujuk, terutama literatur yang dianggap sudah standar.

2.       Beberapa Pendekatan Pembelajaran
            Pendekatan induktif
Pendekatan induktif merupakan pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang khusus sampai atau menuju pada yang umum, atau mulai dari contoh-contoh sampai pada suatu kesimpulan. Misalnya: hewan akan mati, manusia akan mati, tumbuhan akan mati, malaikat akan mati, jin akan mati, iblis akan mati. Maka kesimpulannya adalah: setiap makhluk hidup akan mati (karena semua yang disebutkan di atas adalah makhluk hidup).

            Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan induktif, yaitu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang umum sampai atau menuju pada yang khusus, atau dimulai dari kesimpulan sampai kepada contoh-contoh. Misal kesimpulannya adalah: setiap logam bila dipanaskan akan memuai.  Maka uraiannya adalah: besi bila dipanaskan akan memuai, temabaga bila dipanaskan akan memuai, emas bila dipanaskan akan memuai, perak bila dipanaskan akan memuai, seng bila dipanaskan akan memuai, dan seterusnya (karena semua yang disebutkan di atas adalah termasuk logam).

            Pendekatan inkuiri
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang mengarahkan anak didik untuk menemukan pengetahuan, ide, dan informasi melalui usaha sendiri. Kata kunci pendekatan inkuiri adalah menemukan sendiri. Pendekatan inkuiri mempunyai tahapan kerja, sebagaimana para ahli menggunakan pendekatan ini dalam melakukan eksperimen. Menurut Seifer, (1991) inkuiri merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan tahapan secara berurut (order). Di lain pihak, Callahan et al. (1994) mendefinisikan inkuiri sebagai suatu cara yang kreatif dan open-ended dalam pencarian  pengetahuan (as an open-ended and creative way of seeking knowledge).  
Tahapan kerja inkuiri sering juga dikenal dengan langkah-langkah metode ilmiah, yaitu: (1) melakukan observasi (observation), (2) mengajukan pertanyaan (questioning), (3) mengajukan jawaban sementara (hypothesis), (4) mengumpulkan data (data gathering), (5) menarik kesimpulan (conclussion).

            Pendekatan diskoveri
Callahan et al. (1994)  mengartikan  diskoveri sebagai hasil pencarian pengetahuan (discovery can be thought of as tht result of seeking knowledge). Dipihak lain,  Seifer (1991) mengemukakan bahwa diskoveri merupakan suatu pendekatan pembelajaran atau pendidikan yang menuntut anak didik menemukan ide-ide dan informasi melalui usaha belajar sendiri dari materi yang telah diberikan kepada mereka.
Sulit memang membedakan scara tajam antara inkuiri dan diskoveri, dan sulit pula dipisahkan satu sama lainnya, sehingga sering orang menggandeng kedua istilah ini dengan sebutan pendekatan inkuiri-diskoveri.


            Pendekatan lingkungan
Pendekatan lingkunang merupakan pendekatan yang mengarahkan anak didik memanfaatkan lingkungan sebaai sumber belajar. Lingkungan artinya segala sesuatu yang berada di luar kita, baik berupa lingkungan hayati maupun berupa lingkungan non hayati. Dalam pelaksanaan pendekatan lingkungan umumnya anak didik dibawa belajar keluar kelas. Tapi, tidaklah  mustahil dalam kondisi tertentu atau untuk mempelajari objek tertentu dapat dilaksanakan membawa lingkungan ke dalam kelas atau ke dalam laboratorium. Misalnya untuk mempelajari hewan atau tumbuhan tertentu dapat ditugaskan anak didik mencari dan membawanya ke kelas atau ke laboratorium. Kecuali kita ingin mengamati tingkah laku hewan atau kharakteristik tumbuhan tertentu yang hidup secara alami atau pada kondisi tertentu, bila dibawa akan dapat mengubah perilaku alaminya, hal semacam ini tidak memungkinkan objek dibawa ke kelas atau labor. Begitu juga jika hewan  atau tumbuhan itu besar dan membahayakan juga tidak mungkin objek dibawa ke lokal     atau ke laboratorium.

            Pendekatan konsep
Pendekatan konsep merupakan pendekatan yang mengarahkan anak didik untuk  menguasi konsep secara benar. Pendekatan ini sangat penting untuk menghindari anak didik salah konsep (misconception). Materi biologi sangat kaya dengan  konsep. Oleh karena itu, pendekatan konsep ini boleh dikatakan merupakan suatu keharusan dalam pembelajarana biologi.
Menurut  Van Cleaf (1991) konsep merupakan suatu organisasi mental dan kategori-kategori, pemikiran atau gagasan.  Konsep sebagai kategori-kategori  mencakup: benda (objects), peristiwa (events) orang (peoples), ide (ideas) dan simbol (simbols). Menurut Kolesnik (1976) sebuah konsep tidaklah sama dengan sebuah kata.  Kata merupakan simbol dari sebuah konsep atau cara mengekspresikan konsep. Konsep pada hakekatnya adalah ide atau suatu pemahaman  terhadap sesuatu atau generalisasi.

            Pendekatan proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan yang berorientasi kepada proses bukan kepada hasil.  Pada pendekatan ini anak didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Misalnya anak didik harus menguasai bagaimana terjadinya proses pencernaan makanan mulai dari mulut sampai ke anus, bagaimana terjadinya proses pernafasan, bagaimana terjadinya proses fotosintesis, bagaimana terjadinya proses respirasi, bagaimana terjadinya proses fertilisasi, dan sebaginya. Pendekatan proses penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir,  dan melatih psikomotor anak didik. Dalam pendekatan proses, anak didik  tidak hanya memahami proses tetapi juga dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.
Bila anak didik sudah dapat melakukan proses suatu percobaan dengan baik dan benar diasumsikan akan dapat menemukan hasil yang tepat..  Untuk evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah  proses, yang mencakup: kebenaran cara kerja ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebaginya.

            Pendekatan terpadu 
Pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin bidang studi atau bidang ilmu yang berpusat atau berfokus pada suatu masalah atau topik atau proyek, baik teoritis maupun praktis.  Pendekatan terpadu bertujuan untuk mengembangkan kompetensi anak didik  secara terintegrasi.
Pendidikan dikatakan bermutu jika dapat mengembangkan komnpetensi  anak didik secara  menyeluruh, baik penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (kognisi), kepribdiannya (afeksi) maupun keterampilannya (psikomotorik) secara optimal. Untuk mencapai ini salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan pendekatan terpadu. Pendekatan terpadu tidak hanya memadukan berbagai bidang studi, tetapi juga memadukan berbagai macam pendekatan dan metode pembelajaran, serta memadukan antara teori dan praktek. Contoh masalah dalam Sains yang dapat digunakan pendekatan terpadu adalah masalah pencemaran air.  Maslah pencemaran air ini dapat dibahas secara terpadu dari bidang kajian biologi, kimia dan fisika.

            Pendekatan CBSA
Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) merupakan sutu pendekatan yang menekankan kepada anak didik untuk belajar secara aktif. Jika anak didik belajar aktif bukan berarti pula guru tidak perlu aktif atau bersifat pasif saja. Sesungguhnya baik anak didik maupun guru adalah sama-sama aktif, anak didik aktif belajar sementara guru aktif merancang pembelajaran yang tepat, aktif memfasilitasi  dan membimbing, serta mengevaluasi anak didik sehingga terjadi proses pembelajaran  yang optimal. Jika pembelajaran berjalan optimal maka diprediksi tujuan pembelajaran akan dicapai dan hasil belajar yang diperoleh juga diharapkan optimal. Sebenarnya banyak pendekatan ataupun metode pembelajaran  yang berorientasi pada pendekatan CBSA, di antarnya adalah pendekatan problem solving dan pendekatan inkuiri.

            Pendekatan pemecahan masalah (problem solving)
Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang mengarahkan atau melatih anak didik  untuk mampu memecahkan masalah dalam bidang ilmu atau bidang studi yang dipelajari.  Masalah adalah perbedaan atau kesenjangan yang terjadi antara yang diinginkan dengan kenyataan yang terjadi sehingga timbul keinginan untuk memecahkannya atau mencarikan solusinya. Suatu masalah muncul bila suatu keadaan tidak dapat dijelaskan atau diramalkan berdasarkan prinsip-prinsip dan teori yang ada.
Keterampilan memecahkan masalah  merupakan ketrampilan dasar yang harus dikembangkan dalam diri setiap anak didik. Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui latihan. Anak didik yang terampil dalam memecahkan masalah akan dapat menjadi manusia yang bertanggung jawab,  berkemampuan tinggi,  kreatif dan kritis serta mandiri. Kemampuan memecahkan masalah ini diharapkan dapat ditransfer dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anak didik tidak mendapat kesulitan dalam menghadapi kehidupanya.
Menurut Unesco (1986) pemecahan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dapat digunakan berbagai pendekatan atau metode seperti: inkuiri, studi kasus, permainan, bermain peran,  penelitian dan diskusi. Semua metode ini bertolak  dari masalah. Perbedaan antara metode-metode ini hanyalah pada langkah-langkah yang diambil untuk memecahkan masalah
Banyak ragam pola yang dirumuskan oleh para ahli untuk menerapkan pendekatan pemecahan masalah ini, berikut ini kemukakan dua model pola saja:
1. Tahapan  Problem Solving menurut Gagne, (1985):
1)      Penyajian masalah  (presentation of the problem), dapat dinyatakan dalam  pernyataan verbal atau beberapa sarana (means) yang lain.
2)      Mendefinisikan masalah, atau membedakan sifat-sifat esensial (essential features) dari situasi.
3)      Memformulasikan hipotesis, yang dapat diaplikasikan terhadap solusi.
4)      Pengujian hipotesis (verification of the hypotesis), atau dilakukan secara berturut-turut (successive) sampai menemukan jawaban yang mencapai solusi.
 
2.  Tahapan problem solving dalam Biologi Perkembangan Hewan menurut Lufri, (2003):
      1)   Memahami masalah
2)   Merumuskan masalah (dalam bentuk kalimat tanya dan kalimat perintah)
3)      Mengajukan beberapa alternatif pemecahan atau solusi masalah
4)      Memilih  solusi yang paling tepat dan menguraikan rasionalnya sehingga masalah dapat dipecahkan

Contoh:  Problem Solving dalam Biologi Perkembangan Hewan

     1)    Masalah
Semua sel tubuh kita mengandung gen yang mengkode protein hemoglobin, tetapi hanya sel darah merah yang mengandung protein hemoglobin. Sebagai contoh, sel otot dan sel saraf juga mempunyai gen yang mengkode protein hemoglobin, tetapi tidak ditemukan  protein hemoglobin.

    2.)   Rumusan Masalah
           Kenapa protein hemoglobin tidak ditemukan pada sel otot dan sel saraf?

    3)   Beberapa alternatif kemungkinan pemecahan masalah
          Protein hemoglobin tidak ditemukan pada sel saraf dan sel otot mungkin karena:
·           Gen hemoglobin mengalami mutasi pada sel saraf dan sel otot
·            Tidak terdapat asam amino penyusun protein hemoglobin di dalam sel saraf dan sel otot
·            Gen yang mengkode protein hemoglobin tidak aktif (switch of) pada sel saraf dan sel otot

     4)  Pemecahan yang  dianggap paling tepat adalah:
·            Gen yang mengkode protein hemoglobin tidak aktif (switch off) pada sel saraf dan  sel otot


                                                       Penjelasan
 Teori menyatakan bahwa sel-sel yang sudah mengalami diferensiasi dan spesialisasi, gen-gennya  hanya akan mengkode  protein yang dibutuhkan oleh sel-sel/ jaringan/ organ di tempat sel-sel itu berada.  Diketahui bahwa sel saraf dan sel otot merupakan sel-sel yang sudah mengalami diferensiasi dan spesialisasi atau dengan kata lain, gen-gen yang mengkode protein hemoglobin tidak aktif (switch off) pada sel saraf dan sel otot. Oleh karena itu, protein hemoglobin tidak ditemukan pada sel saraf dan sel otot.

2.11  Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL  merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi  siswa  membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warganegara, dan tenaga kerja  (U.S. Department of Education and the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001)
CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan lintas  disiplin akademik, dan pengumpulan, penganalisisan, pensintesisan  informasi dan data dari berbagai sumber  titik pandang (viewpoints) (University of Washington College of Education. 2001).
Ungkapan yang tepat untuk CTL ini adalah: Bawalah mereka dari dunia mereka ke dunia kita, kemudian hantarkan mereka dari dunia kita ke dunia mereka kembali. Pembelajaran kontekstual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Menekankan pada problem solving
2)      Mengenal bahwa  pengajaran dan pembelajaran perlu terjadi  pada berbagai konteks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar